BeritaNegriku Banjir Garut memang membawa duka mendalam bagi korban yang kehilangan harta benda hingga sanak keluarga. Pemerintah Kabupaten Garut sempat melakukan perpanjangan masa tanggap darurat, akan tetapi hal tersebut telah diberhentikan.
Beberapa petugas yang melakukan pencarian di bantaran Sungai Cimanuk juga sudah nampak tak terlihat. Kabar ini mendapatkan klarifikasi lebih lanjut oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Garut, Imam Alirahman.
Ia telah melihat bagaimana dampak dan kondisi dilapangan setelah terjadi Banjir Garut. Pihaknya nampaknya akan benar-benar memberhentikan pencarian korban yang masih dilaporkan meninggal dan belum ditemukan jenasahnya.
Imam mengatakan bahwa tanggap bencan yang dijadwalkan pertama sudah melewati tujuh hari sejak awal terjadinya bencana. Kemudian ada penambahan tanggap darurat yang kedua karena masih ada 19 korban yang dilaporkan hilang.
Tim gabungan telah berusaha maksimal untuk mencarai korban akan tetapi hingga saat ini hasilnya belum ada. Imam mengatakan akan melakukan evaluasi di Markas Kodim 0611 dan kemudian memberikan keputusan secara resmi tentang pencarian bencana.
Jika tanggap bencana dihentikan maka untuk mencari 19 korban hilang dari kejadian banjir juga akan terhenti. Dalam upaya evakuasi memiliki beberapa batasan yang harus dipatuhi oleh setiap petugas terlebih hingga saat ini sudah 2 minggu berlalu.
Kondisi dari korban Banjir Garut yang belum ditemukan juga dapat berakibat bahaya bagi relawan yang bertugas. Penjelasan juga terus dilakukan kepada seluruh keluarga korban yang jenazahnya belum ditemukan untuk menerima semua keputusan.
Hingga hari ini juga belum diketahui adanya penemuan dan tanda-tanda jenazah. Tim SAR mengaku sudah memberikan beberapa pertimbangan tentang hasil yang akan didapat oleh keluarga koban yang masih hidup.
24 orang yang ditemukan keseluruhan sudah tak bernyawa. Korban yang dinyatakan hilang rata-rata dari daerah Cimacan, Sukamukti. Ada korban juga yang berasal dari Garut Kota yang belum bisa ditemukan hingga saat ini karena terseret arus dari Banjir Garut.
Beberapa petugas yang melakukan pencarian di bantaran Sungai Cimanuk juga sudah nampak tak terlihat. Kabar ini mendapatkan klarifikasi lebih lanjut oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Garut, Imam Alirahman.
Ia telah melihat bagaimana dampak dan kondisi dilapangan setelah terjadi Banjir Garut. Pihaknya nampaknya akan benar-benar memberhentikan pencarian korban yang masih dilaporkan meninggal dan belum ditemukan jenasahnya.
Imam mengatakan bahwa tanggap bencan yang dijadwalkan pertama sudah melewati tujuh hari sejak awal terjadinya bencana. Kemudian ada penambahan tanggap darurat yang kedua karena masih ada 19 korban yang dilaporkan hilang.
Jika tanggap bencana dihentikan maka untuk mencari 19 korban hilang dari kejadian banjir juga akan terhenti. Dalam upaya evakuasi memiliki beberapa batasan yang harus dipatuhi oleh setiap petugas terlebih hingga saat ini sudah 2 minggu berlalu.
Kondisi dari korban Banjir Garut yang belum ditemukan juga dapat berakibat bahaya bagi relawan yang bertugas. Penjelasan juga terus dilakukan kepada seluruh keluarga korban yang jenazahnya belum ditemukan untuk menerima semua keputusan.
Hingga hari ini juga belum diketahui adanya penemuan dan tanda-tanda jenazah. Tim SAR mengaku sudah memberikan beberapa pertimbangan tentang hasil yang akan didapat oleh keluarga koban yang masih hidup.
24 orang yang ditemukan keseluruhan sudah tak bernyawa. Korban yang dinyatakan hilang rata-rata dari daerah Cimacan, Sukamukti. Ada korban juga yang berasal dari Garut Kota yang belum bisa ditemukan hingga saat ini karena terseret arus dari Banjir Garut.
0 Response to "Pencarian Korban Banjir Garut Dihentikan, 19 Orang Belum DItemukan"
Posting Komentar